Beredar Foto Jamur di Mars, Ini Fakta Sesungguhnya
Benarkan foto tersebut jamur atau tumbuhan di Mars?
Sebuah temuan mengejutkan di planet Mars tertuang dalam makalah baru yang menjadi viral. Berdaasarkan isi makalah itu, diyakini memiliki tumbuhan 'jamur'.
Gambar-gambar itu membuat internet heboh. Tetapi beberapa warganet tetap skeptis. Salah satu yang disorot adalah jurnal yang menerbitkan informasi tersebut: Journal of Astrobiology and Space Science.
Pada laman tersebut terdapat banyak jurnal penelitian bertema Menjaga Bumi dari Organisme Mars. Dari judul tersebut dapat tersaji seluruh sudut pandang mengenai kondisi biologi Mars.
Sehubungan dengan jurnal berisi tema jamur misterius berjudul Bukti Kehidupan di Mars?, dewan editorial mengklaim bahwa mereka mengakui " implikasi kontroversial" . Enam ilmuwan independen dan delapan editor senior akan memeriksa artikel tersebut.
Tiga dari pengulas segera menolak makalah itu dan satu editor dengan keras menentang makalah itu. Meski begitu, makalah ini akhirnya diterbitkan.
" Kami akui," kata Regina Dass, seorang ahli mikologi di Pondicherry University di India, " kami tidak memiliki bukti. Tidak ada foto sel atau struktur seluler. Tidak ada."
Alih-alih jamur, NASA menyebutnya 'blueberry'. Tetapi, tidak seperti penulis makalah baru ini, tidak ada seorang pun di badan antariksa yang benar-benar berpikir bola kecil ini adalah tanda kehidupan, apalagi buah atau sayuran yang sedang tumbuh.
Ditemukan Bakteri Asing di 'Gurun Mars'
Penjelajah planet bernama Zoe menemukan bakteri asing dari tanah yang digalinya di lingkungan mirip Mars, Gurun Atacama, di Chili. Beberapa bakteri yang ditemukan itu bahkan belum tercatat oleh ilmu pengetahuan.
" Temuan ini penting karena sebagian besar ilmuwan sepakat bahwa setiap kehidupan di Mars menghindari kehidupan keras di mana radiasi tinggi, suhu rendah, dan kekurangan air membuat hidup terasa sulit," kata ahli biologi Yale-NUS College, Singapura, Stephen Pointing, dikutip dari Science Alert, Kamis, 28 Februari 2019.
Seperti diketahui, Mars lebih kering ketimbang bumi. Kondisi semacam itu mirip dengan Gurun Atacama.
Di gurun tersebut, hujan tidak turun selama beberapa dekade. Tapi tahun lalu, untuk pertama kalinya, kehidupan mikroba ditemukan tumbuh subur di permukaannya.
Permukaan Mars, seperti yang ditunjukkan Stephen, lebih keras ketimbang permukaan Gurun Atacama. Tetapi ketika Zoë mengebor untuk mengambil inti sampel hingga kedalaman 80 sentimeter, dia menemukan mikroba bawah permukaan yang menunjukkan cara suatu mahluk bertahan hidup.
" Kami melihat bahwa semakin dalam tanah, ditemukan komunitas bakteri yang didominasi oleh bakteri yang dapat tumbuh subur di tanah yang sangat asin dan basa," ujar dia.
Stephen menyebut, sekelompok bakteri yang bertahan dengan metabolisme metana ditemukan di kedalaman 80 sentimeter.
" Ini sangat menarik karena menunjukkan bahwa di bawah permukaan Gurun Atacama mendukung mikroba yang sangat khusus yang dapat tumbuh subur di tanah seperti Mars," ujar dia.
Bakteri yang memetabolisasikan metana, katanya, adalah yang paling menarik. Bakteri itu cukup jauh di bawah permukaan, dan memiliki kemampuan untuk menggunakan substrat yang dikenal berlimpah di Mars.
Rencananya, Zoe akan menggali lebih dalam contoh tanah di gurun tersebut. Zoe akan mengebor tanah hingga kedalaman 2 meter untuk mencari contoh bakteri.
Dari hasil temuan sementara ini, tim dari Yale-NUS juga juga menyusun ide tentang di mana untuk memulai pengeboran di Mars.
Tidak ada komentar: