Header Ads

http://www.juragancasino.com/

Kisah Pria Tua yang Terombang-Ambing 4 Hari di Laut Lepas Tanpa Makanan dan Minuman

Kisah Pria Tua yang Terombang-Ambing 4 Hari di Laut Lepas Tanpa Makanan dan Minuman


SEORANG instruktur selam berusia 60 tahun asal Singapura, John Low, menghabiskan empat hari tiga malam melayang di Laut Cina Selatan. Tragisnya, John Low tak membawa apapun selain pelampung kecil dan tas ransel yang tidak berguna, usai kapalnya terbalik.


Kisah dimulai ketika tanggal 4 Mei, John Low bersiap-siap untuk menyelam santai di lepas pantai Pulau Tioman, di Laut Cina Selatan. Disaat gelombang besar menghantam kapalnya yang berlabuh dan melemparkannya ke dalam air.

Bahkan sebelum dia dapat menyadari apa yang terjadi, kapal itu akhirnya tenggelam. Saat itu yang bisa diambil John hanyalah pelampung cuncin dan tas punggungnya, seperti yang dilansir dari laman odditycentral.
Awalnya John tak terlalu khawatir, karena dia pikir dia bisa berenang dalam perjalanan kembali ke darat. Namun usai berusaha sekiat tenaga, John tak bisa melawan arus yang terus menerus mendorongnya ke laut lepas.
Hingga pada jam 10 malam, dia tak bisa lagi melihat pantai dan mulai panik. Selama empat hari John berada di laut lepas sendirian tanpa makanan dan air minum.
Terkait pengalamannya itu, John Low baru-baru ini menceritakannya pada surat kabar Tiongkok Lianhe Zaobao. Dimana ada banyak hal yang dihadapinya, salah satunya penyiksaan mental karena sendirian dengan air garam sejauh mata memandang, yang sangat sulit ditangani.

Selain itu, pada satu titik, keadaan menjadi sangat buruk saat dia mulai bicara dengan benda mati yang ia miliki sebagai teman. Dia menyebut pelampung yang ia pegang erat-erat dengan 'saudara' dan arloji Rolex di pergelangan tangannya 'bocah' dan 'saudara'.
Tapi penyiksaan fisik itu bukanlah lelucon. Matahari yang membakar dia begitu parah. Hingga terlihat pada foto-foto pertama yang diambil saat penyelamatannya, menunjukan kulit di wajah dan tubuhnya terbakar hingga garing dan terkelupas seperti lapisan kulit mati.

Dia mengatakan pada wartawan, jika pada satu titik, baju, celana pendek dan pakaian dalam yang dia kenakan di air mulai menggosok kulitnya yang terbakar matahari. Rasa sakitnya sangat buruk hingga dia harus melepasnya. Namun sayang, hal itu membuatnya lebih rentan terhadap sinar matahari.
Jika kamu mengangkat kepala keluar di tempat terbuka, kamu terbakar, satu-satunya cara untuk menghindarinya adalah dengan meletakan wajahmu di air, tapi wajah saya penuh bekas luka karena berada di dalam air selama 4 hari 3 malam," cerita John Low pada sebuah wawancara.
John juga menambahkan, saat dirinya meletakan wajahnya di dalam air. Wajahnya terasa seperti tertusuk 1.000 jarum. Jadi dia hanya bisa memilih menghadapi rasa sakit di bawah sinar matahari atau rasa sakit di air.

Setelah puluhan jam berada di dalam air garam. Kulit di ketiaknya benar-benar menempel pada pelampung, yang membuatnya semakin sakit. Lalu ada pula makhluk laut yang menggigit kakinya. Namun saat itu dia sudah terlalu lelah untuk melakukan apa-apa.
Selama dibawah penyiksaan mental dan fisik yang meningkat. Pria berusia 60 tahun tersebut mulai melihat sesuau dan mendengar suara-suara yang menyuruhnya melepaskan pelampung. Untuknya dia tak menghiraukannya, malah rela bertahan dan menahan sakit. Bukan untuk dirinya sndiri tapi untuk keluarganya.

Setelah empat hari mengapung di laut lepas, sebuah keajaiban terjadi. Ada sebuah kapal yang lewat bernama Diogo Cao yang melihat pelampung tersebut dan mengangkatnya keatas kapal. Saat itu yang diingatnya dari penyelamatan tersebut 'saya diselamatkan, sekarang saya bisa tidur'.
Pasca penyelamatan tersebut, John Low menghabiskan dua hari di rumah sakit. Dokter di Singapura mengatakan jika John menderita infeksi paru-paru, gagal ginjal karena kekurangan cairan, serta luka bakar parah disekujur tubuhnya.
Untuknya dia telah pulih sepenuhnya, dan baru-baru ini bertemu dengan kru kapal DIogo Cao untuk berterimakasih karena telah menyelamatkan hidupnya.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.